Wednesday, October 13, 2010

Neil Armstrong (Astronot Amerika)

Saya kehilangan pekerjaan, tetapi saya telah menemukan Allah,” (Neil Armstrong)

Armstrong dilahirkan di Amerika dan dibesarkan dalam keluarga yang tidak mengenal agama apapun kecuali Kristen. Budaya keluarga ini adalah budaya amerika yang bau api neraka. Tidak ada agama yang selamat di daerah ini, semuanya ikut tercemar bersamaan dengan tercemarnya nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.

Kisah keislamannya

Kisah keislamannya bermula dari negeri Pyramid, Mesir, tepatnya ketika dia melakukan pariwisata di negeri Fir’aun itu. Tatkala dia sedang beristirahat di salah satu hotel, ketika fajar menyingsing, dia mendengar suara panggilan yang membangunkannya. Suara itu tidak terasa asing di telinganya.

“Allahu Akbar Allahu Akbar,” dia tersentak mendengar suara panggilan itu. Dengan serta-merta dia duduk dan mendengarkan dengan baik panggilan itu sampai selesai. Dia jadi teringat pada pengalamannya sekitar tiga puluh tahun yang lalu, pengalaman yang paling berkesan sepanjang hidupnya. Kala itu dia turun dari pesawat ruang angkasa Amerika Apollo 11 dan menginjakan kakinya di permukaan bulan. Di sana dia mendengar suara panggilan yang berbunyi “Allahu Akbar Allahu Akbar…” untuk pertama kalinya. Lalu dia berteriak dengan keras dengan bahasa inggris: “ Wahai Tuhan Yang Agung, Wahai Tuhan Yang Suci.”

Di waktu fajar itu dia mendengar suara panggilan yang sama untuk kedua kalinya, tetapi kali ini dia mendengarnya di bumi, di tengah kota Kairo.

Setelah sadar dari kebingungannya, dia mulai membaca beberapa do’a agama Kristen untuk dapat tidur kembali. Tapi tidak bisa, dia tidak mengantuk lagi. Dia lalu mengambil buku dari tasnya dan membacanya sambil menunggu pagi.

Armstrong membaca buku itu, namun tidak dapat memahaminya dengan baik. Di dalam hatinya hanya ada keinginan untuk mendengar lagi suara panggilan itu. Ia berusaha menghibur diri dengan membaca buku.

Armstrong bersedih hati, karena hingga pagi tiba dia tidak mendengar suara panggilan itu lagi. Dia lalu pergi ke ruang makan di hotel itu untuk sarapan. Setelah itu dia bersama rombongannya menuju ke tempat-tempat wisata di Mesir. Dalam hatinya hanya ingin mendengar lagi suara panggilan itu. Dia ingin sekali mengatahui rahasianya.

“Allahu Akbar Allahu Akbar…..” di Musium Fir’aun

Armstrong memasuki salah satu musium Fir’aun. Di dalam musium dia mendengar suara panggilan itu dengan nada sangan indah yang berasal dari radio milik salah satu pegawai musium. Dia meninggalkan rombongannya dan berhenti di samping radio. Dia mendengarkan dengan penuh perhatian. Di tengah suara adzan itu, ia memanggil sahabat-sahabatnya: “Kemarilah, kemarilah, dengarkan panggilan ini!” Mereka pun segera mendekat sambil tersenyum karena heran. Salah seorang dari mereka ingin berkomentar, tetapi Armstrong menyuruhnya diam dan mendengarkan panggilan itu dengan serius.

Setelah adzan itu selesai, Armstrong berkata kepada mereka: “Apakah kalian pernah mendengar suara panggilan tadi?” Mereka menjawab: “Ya.” Armstrong bertanya lagi: “Apakah kalian tahu di mana aku mendengar suara panggilan itu sebelumnya?” Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Armstrong berkata bahwa dia telah mendengarnya di permukaan bulan pada tahun 1969.

Reaksi Para Sahabat Armstrong

Salah satu sahabat karibnya yang bernama Smith berteriak kepadanya, dia ingin berbicara dengannya empat mata. Keduanya lalu pergi menuju salah satu pojok musium. Terjadi pembicaraan yang panas di antara keduanya, bahkan sampai menimbulkan emosi. Smith menuduh Armstrong telah kehilangan akal sehatnya. Tentu saja Armstrong merasa kesal dengan sahabat karibnya itu, dia pun pergi meninggalkan rombongan menuju jalan raya dan naik taxi menuju hotel di mana dia menginap. Tampak dari raut wajahnya kalau saat itu dia sedang emosi. Dia tidak habis pikir mengapa sahabat karibnya itu mengatakan bahwa dirinya telah kehilangan akal sehat.

Sesampainya di hotel dia segera menuju kamarnya dan mengurung diri selama dua jam. Dia berbaring di atas kasur dan menunggu suara adzan. Beberapa saat kemudian, suara adzan berkumandang, “Allahu Akbar Allahu Akbar….”

Dia beranjak dari kasurnya dan membuka jendela, dia dengarkan suara adzan itu dengan serius. Saat itu dia berkata: “Tidak, aku tidak gila. Tidak, aku benar-benar tidak gila! Aku bersumpah, inilah suara yang pernah kudengar di bulan!”

Armstrong turun lebih terakhir dari sahabat-sahabatnya untuk makan siang. Hari berganti hari hingga waktu pariwisata berakhir. Dalam perjalanan kembali Armstrong sengaja menjauh dari rombongannya hingga tiba di Amerika.

Setelah Tiba di Amerika

Setibanya di Amerika Serikat Armstrong mulai tekun mempelajari agama Islam. Beberapa waktu kemudia dia menyatakan masuk Islam. Suara adzan yang di dengarnya di permukaan bulan telah membantunya menemukan hidayah Allah SWT. Dia yakin bahwa suara yang di dengarnya di bulan itu adalah suara adzan.

Dampak keislaman Armstrong

Setelah beberapa hari memeluk Islam, Armstrong menerima surat dari Perwakilan Antariksa Amerika. Surat itu berisi pemberitahuan tentang pemutusan hubungan kerja atas dirinya.

Dia berkomentar di hadapan wartawan yang mewawancarainya mengenai pemutusan hubungan kerja itu. Katanya: “Saya kehilangan pekerjaan, tetapi saya telah menemukan Allah.”

No comments:

Post a Comment