Monday, October 25, 2010

MENIKAHLAH SAUDARAKU

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم



ألسـلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Artikel ini ditujukan buat sahabatku yang TAKUT MENIKAH namun sudah berani mendekati KAWIN

“Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik.” (QS. Al-Anbiyai’: 89).
Barangsiapa mengawini seorang wanita karena memandang kedudukannya maka Allah akan menambah baginya kerendahan, dan barangsiapa mengawini wanita karena memandang harta-bendanya maka Allah akan menambah baginya kemelaratan, dan barangsiapa mengawininya karena memandang keturunannya maka Allah akan menambah baginya kehinaan, tetapi barangsiapa mengawini seorang wanita karena bermaksud ingin meredam gejolak mata dan menjaga kesucian seksualnya atau ingin mendekatkan ikatan kekeluargaan maka Allah akan memberkahinya bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya. (HR. Bukhari)

“Nikah”, tentunya kata ini sudah biasa keluar masuk melalui telinga kita. Rasa yang timbul dalam hati kita setelah mendengar kata nikahpun beraneka warna. Respon setiap orangpun akan berbeda-beda ketika ditanya perihal nikah. Ada yang menjawab dengan tegas”Pingin banget!!!”, ada pula yang menjawabnya dengan tersendat-sendat “Pingin sih, tapi….”, ada juga jawaban yang seger dan penuh semangat “Mau buru-buru nikah ah, mumpung masih muda!!!”, ada pula yang bernada sinis “Ngapain buru-buru nikah, puas-puasin dulu masa muda!!!”. Apapun respon dan tanggapan mengenai nikah ini, namun satu hal yang pasti…”Nikah adalah ritual dan ikatan suci”.

Nikah, adalah sbuah harapan besar yang terkadang ada rasa takut untuk menemuinya. Rasa semacam itu adalah hal yang wajar, mengingat menikah adalah sebuah proses menyatukan dua orang yg berlainan karakter. Stlah menikah, kita akan melewati hari2 dgn sseorang yg memiliki perbedaan karakter, kebiasan, pola pikir, dan segudang perbedaan lainnya. Menikah menuntut seseorang untuk lebih bijaksana. Menikah sama saja dengan mengumumkan pernyataan untuk mau menerima kekurangan seseorang. Beban dan tanggung jawab seseorang akan bertambah, yg tadinya hanya memikul satu orang, setelah menikah maka ia akan memikul beban ganda bahkan berlipat-lipat setelah memiliki anak.

Menikah memang bukanlah sebuah ikatan yang remeh. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus merasa terbebani dengan pernikahan. Ingatlah bahwa Allah akan menambahkan rizki seseorang yang telah menikah. Ingatlah akan janji Allah yang akan memberikan ketentraman kepada mereka yang telah menikah. Ingatlah, bahwa dengan menikah kehormatan dan kemaluan kita akan lebih terjaga.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum 21)

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32)

“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya” (HR. Bukhori-Muslim)
“Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku” (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.). “Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi)

Dengan kedua Firman Allah dan sabda Rasulullah saw di atas, seyogyanya sudah tidak ada lagi ketakutan dalam diri kita untuk melengkapi setengah dien kita dengan menikah. Kita menikah bukan untuk melakukan kerusakan. Kita menikah untuk melaksanakan sunnah Rasulullah saw. Kita menikah untuk menjalankan perintah Allah swt.

Jangan biarkan ketidaksiapan menikah membukakan pintu secara lebar kepada nafsu yang senantiasa menaungi kita. jangan biarkan ketakutan kita untuk menikah, menjadi angin segar bagi syeithon untuk menguasai hawa nafsu kita. Sekali lagi cegahlah hawa nafsu yang selalu berusaha untuk menguasaimu dengan menikah. Buatlah dirimu agar menjadi siap untuk berlayar dalam bahtera pernikahan. Sambut malam pertamamu dengan pernikahan. Arungi malam pertamamu dengan sampan islam.

“Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku” (Al Qashash:24)

ROBBI HABLII MINLADUNKA ZAUJAN (ZAUJATAN) THOYYIBA WA YA KUUNAL SHOOHIBAN LII FIDDINII WADDUNYAA WAL AKHIROH (YA ROBB, BERIKANLAH AKU SUAMI (ISTRI) YANG BAIK, YANG BISA MENJADI SAHABATKU DALAM URUSAN AGAMAKU DI DUNIA DAN AKHIRAT…

Ya rabby…pertemukanlah jodoh saudara(i) ku ini dengan pasangan yg ENGKAU ridhoi . Mudahkan, lapangkan dan satukan mereka untuk membentuk perintah dan sunnah RasulMu hingga maut memisahkannya.
Amieeen,..61x.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,...61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير


CIREBON, Rabu 27 Januari 2010.

No comments:

Post a Comment